Socrates
dikenal sebagai seorang yang tidak tampan, berpakaian sederhana, tanpa
alas kaki dan berkelilingi mendatangi masyarakat Athena berdiskusi soal
filsafat. Dia melakukan ini pada awalnya didasari satu motif religius
untuk membenarkan suara gaib yang didengar seorang kawannya dari Oracle
Delphi yang mengatakan bahwa tidak ada orang yang lebih bijak dari
Socrates. Merasa diri tidak bijak dia berkeliling membuktikan kekeliruan
suara tersebut, dia datangi satu demi satu orang-orang yang dianggap
bijak oleh masyarakat pada saat itu dan dia ajak diskusi tentang
berbagai masalah kebijaksanaan. Metode berfilsafatnya inilah yang dia
sebut sebagai metode kebidanan. Dia memakai analogi seorang bidan yang
membantu kelahiran seorang bayi dengan caranya berfilsafat yang membantu
lahirnya pengetahuan melalui diskusi panjang dan mendalam. Dia selalu
mengejar definisi absolut tentang satu masalah kepada orang-orang yang
dianggapnya bijak tersebut meskipun kerap kali orang yang diberi
pertanyaan gagal melahirkan definisi tersebut. Pada akhirnya Socrates
membenarkan suara gaib tersebut berdasar satu pengertian bahwa dirinya
adalah yang paling bijak karena dirinya tahu bahwa dia tidak bijaksana
sedangkan mereka yang merasa bijak pada dasarnya adalah tidak bijak
karena mereka tidak tahu kalau mereka tidak bijaksana. Cara berfilsatnya
inilah yang memunculkan rasa sakit hati terhadap Sokrates karena
setelah penyelidikan itu maka akan tampak bahwa mereka yang dianggap
bijak oleh masyarakat ternyata tidak mengetahui apa yang sesungguhnya
mereka duga mereka ketahui. Rasa sakit hati inilah yang nantinya akan
berujung pada kematian Sokrates melalui peradilan dengan tuduhan resmi
merusak generasi muda, sebuah tuduhan yang sebenarnya dengan gampang
dipatahkan melalui pembelaannya sebagaimana tertulis dalam Apologi karya
Plato. Socrates pada akhirnya wafat pada usia tujuh puluh tahun dengan
cara meminum racun sebagaimana keputusan yang diterimanya dari
pengadilan dengan hasil voting 280 mendukung hukuman mati dan 220
menolaknya. Socrates sebenarnya dapat lari dari penjara, sebagaimana
ditulis dalam Krito, dengan bantuan para sahabatnya namun dia menolak
atas dasar kepatuhannya pada satu "kontrak" yang telah dia jalani dengan
hukum di kota Athena. Keberaniannya dalam menghadapi maut digambarkan
dengan indah dalam Phaedo karya Plato. Kematian Socrates dalam
ketidakadilan peradilan menjadi salah satu peristiwa peradilan paling
bersejarah dalam masyarakat Barat di samping peradilan Yesus Kristus.
Peninggalan pemikiran Socrates yang paling penting ada pada cara dia
berfilsafat dengan mengejar satu definisi absolut atas satu permasalahan
melalui satu dialektika. Pengejaran pengetahuan hakiki melalui
penalaran dialektis menjadi pembuka jalan bagi para filsuf selanjutnya.
Perubahan fokus filsafat dari memikirkan alam menjadi manusia juga
dikatakan sebagai jasa dari Sokrates. Manusia menjadi objek filsafat
yang penting setelah sebelumnya dilupakan oleh para pemikir hakikat alam
semesta. Pemikiran tentang manusia ini menjadi landasan bagi
perkembangan filsafat etika dan epistemologis di kemudian hari.
Sumbangsih Socrates yang terpenting bagi pemikiran Barat adalah metode
penyelidikannya, yang dikenal sebagai metode elenchos, yang banyak
diterapkan untuk menguji konsep moral yang pokok. Karena itu, Socrates
dikenal sebagai bapak dan sumber etika atau filsafat moral, dan juga
filsafat secara umum. *) Secara historis, filsafat Socrates mengandung
pertanyaan karena Socrates sediri tidak pernah diketahui menuliskan buah
pikirannya. Apa yang dikenal sebagai pemikiran Socrates pada dasarnya
adalah berasal dari catatan oleh Plato, Xenophone (430-357) SM, dan
siswa-siswa lainnya. Yang paling terkenal diantaranya adalah Socrates
dalam dialog Plato dimana Plato selalu menggunakan nama gurunya itu
sebagai tokoh utama karyanya sehingga sangat sulit memisahkan mana
gagasan Socrates yang sesungguhnya dan mana gagasan Plato yang
disampaikan melalui mulut Sorates. Nama Plato sendiri hanya muncul tiga
kali dalam karya-karyanya sendiri yaitu dua kali dalam Apologi dan
sekali dalam Phaedrus Socrates (470 SM - 399 SM) lahir di Athena, dan
merupakan generasi pertama dari tiga ahli filsafat besar dari Yunani,
yaitu Socrates, Plato dan Aristoteles. Socrates adalah yang mengajar
Plato, dan Plato pada gilirannya juga mengajar Aristoteles. Bertens,
Kees.
sumber :
Sejarah Filsafat Yunani. Kanisius. 1999. Yogyakarta. Ferguson,
Wallace K., and Geoffrey Bruun. A Survey of European Civilization (4th
Ed), pg. 38-39. Houghton Mifflin Company / Boston, 1969, USA. Rakhmat,
Ioanes. Sokrates dalam Tetralogi Plato: Sebuah Pengantar dan Terjemahan
Teks. Gramedia. 2009. Jakarta. Yenne, Bill. 100 Pria Pengukir Sejarah
Dunia (hal 32-33). Alih bahasa: Didik Djunaedi. PT. Pustaka Delapratasa,
2002, Jakarta. Wikipedia, Kelahiran 470 SM | Kematian 399 SM | Filsuf
Yunani Kuno
Tidak ada komentar:
Posting Komentar