Seni vs Tuhan
Seni banyak dinilai sebagai bagaian dari keindahan yang menjadikan manusia memahami eksisitensinya sebagai pribadi yang menciptakan(dalam ruang dan batas tertentu) dan dari senilah manusia akan mengekspesikan dirinya, baik itu seni rupa, seni pertunjukan, seni menghitung, ekonomi, computer maupun seni apapun yang diciptakan dan menjadikan manusia semakin berbudaya dan berakal. Sebagai homo sapiens dan homo ludens, maka manusia akan selalu bergerak bersama dengan budaya sesuai kebutuhan hidupnya.
Agama, suatu ajaran dimana manusia menjadi semakin mengenal diri dan Tuhannya, dan dari agamalah manusia semakin mengenal jati dirinya sebagai sebuah pribadi yang utuh dan mendiri. Baik agama samawi maupun agama pagan, tetapi dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa agama yang ada adalah ajaran dimana manusia manjalin interaksi dengan Tuhan dan sesamanya serta bagaimana berinteraksi dengan alam raya bagaimana manusia mengekjspresikan dirinya agar semakin eksis dalam ranah bermasyarakat dan beriman.
Dalam ranah budaya, seringkali seni menjadi salah satu musuh dari agama, sebab dalam seni para pelakunya menjadikan dirinya utuh tanpa tersekat. Masalah tersebut timbul sebab pemahaman agama sering kali tidak dapat mengakomodir apa yang menjadi kebutuhan para seniman dalam berekplorasi dan berkreasi. Namun, saat kita sebagai pribadi yang memahami seni dan agama sebagai sebuah bentuk yang sama tetapi dengan cara pengungkapan yang berbeda niscaya kedua hal tersebut menjadi sebuah kesatuan yang tidak akan terpisahkan. Apabila dalam seni dipahami sebagai bahasa ungkapan manusia yang paling ekspresif maka manusia akan menjadi manusia yang bebas serta akan menjadi manusia yang memahami agama sebagai bagian dari yang menyatu, sebab seni bukan lagi terbatas pada bahasa bentuk tetapi menjadi bahasa ungkapan dari spiritualitas sang seniman. Coba lihat dari berbagai karya seni yang ada, semisal karya sang maestro Affandi, dengan karya “Ayam Jago”-nya, dari karya tersebut Affandi menilai pertarungan ayam jago sebagai sebuah manifestasi manusia yang suka saling menghancurkan, saling membunuh, mudah diadu domba serta kekerasan lainnya yang tentunya sangat tidak sesuai sebagai mahluk yang dikenal sebagai manusia yang berbudaya serta bermartabat paling tinggi dan sempurna daripada makhluk lainnya dari semua ciptaan Tuhan. Karya Leonardo da Vinci, adalah karya yang sangat melegenda, dan dari karya tersebut banyak berbicara tentang kenabian Yesus, serta berabagai simbol yang memerlukan pengetahuan lebih agar kita mampu memahaminya. Dari berbagai lukisan tersebut, Da Vinci membahasan apa yang ada dalam kitab suci sebagai sebuah bahasa yang lebih sederhana dan lugas sehingga akan mudah dipahami oleh orang awan. Banyak lagi seniman yang telah menjadikan seni sebagi sebuah bahasa simbol dan bahasa rupa yang menjadikan agama sebagai sebuah bahasa yang akan mudah dimengerti untuk membawa manusia pada sebuah kebenaran hidup.
Melalui seni dan agama kita akan semakin menjadi manusia yang berspiritualitas, sebab seni adalah bahasa spiritualitas manusia dalam memahami agama dalam bentuk dan pandangan yang lain, bukan bersebrangan tetapi mendukung dan saling melengkapi satu sama lain, bukan merendahkan atau menghancurkan satu sama lain.
Semoga seni dan agama bukan lagi versus tetapi friend atau sahabat yang saling mendukung, bukan saling memusuhi.
SEMOGA KITA MENJADI MANUSIA YANG BERBUDAYA DALAM SPIRITUALITAS