Cat air atau populer juga dengan sebutan aquarel adalah medium lukisan yang menggunakan pigmen dengan pelarut air dengan sifat transparan. Meskipun medium permukaannya bisa bervariasi, biasanya yang digunakan adalah kertas. Selain itu bisa pula papyrus, kulit, kain, kayu, atau kanvas. Secara umum, cat air digunakan karena sifat transparansinya. Gouache adalah medium pengencer air yang tidak transparan tetapi bersifat menutup. Hasil karya lukisan cat air biasanya bersifat sangat ekspresif, atau sebaliknya sangat impresif, tergantung teknik yang digunakan.
Apabila ditilik dari sejarah perkembangan seni lukis cat air, kita bisa merunut dari perkembangan seni lukis dunia yang diawali dengan lukisan-lukisan tertua yang berada di Chauvet Grotte di Perancis. Lukisan-lukisan ini diklaim oleh beberapa sejarawan dari sekitar 32.000 tahun yang lalu. Lukisan itu diukir dan dicat menggunakan oker merah dan pigmen hitam dan menampakan kuda, badak, singa, kerbau, raksasa, desain abstrak dan sejenis sosok manusia mungkin parsial. Namun bukti paling awal penciptaan lukisan telah ditemukan di dua tempat penampungan batu di Arnhem Land, di Australia utara. Pada lapisan terendah material pada situs ini tidak digunakan potongan oker diperkirakan 60.000 tahun. Para arkeolog juga menemukan sebuah fragmen dari lukisan batu diawetkan dalam batu kapur batu-tempat penampungan di wilayah Kimberley Utara-Australia Barat, yaitu tanggal 40 000 tahun. Ada contoh lukisan gua di seluruh dunia-di India , Perancis, Spanyol, Portugal, Cina, Australia, dllDalam budaya Barat lukisan cat air memiliki tradisi kaya dan kompleks dalam hal gaya dan subjek. Dalam tinta Timur, tinta dan warna historis didominasi pilihan media dengan tradisi sama-sama kaya dan kompleks.
Sementara itu, ada sejarah lain yang menunjukkan perkembangan lukisan cat air dimulai dari penemuan kertas di Tiongkok sekitar 100 M. Pada abad 12 bangsa Moor memperkenalkan kertas ke Spanyol dan kemudian menyebar ke Italia beberapa dekade berikutnya. Pabrik kertas tertua terletak di Fabriano, Italia yang didirikan tahun 1276, dan Arches, Perancis pada tahun 1492. Teknik cat air menjadi terkenal di Eropa dengan sering digunakannya teknik fresko. Lukisan cat air tertua yang pernah ditemukan dibuat oleh Raffaello Santi yang membuat kartun-kartun untuk desain gorden. Di Jerman, Albrecht Dürer membuat lukisan cat air pada abad 15. Sekolah lukisan cat air pertama dibuka oleh Hans Bol dan sangat dipengaruhi oleh karya-karya Dürer. Pelukis cat air terkenal lainnya adalah van Dyck, Thomas Gainsborough, dan John Constable. Paul Sandby dianggap bapak lukisan cat air Inggris Raya.
Cat air dibuat dari pigmen halus atau serbuk warna (dye) yang dicampur dengan gum arabic sebagai bahan baku, serta gliserin atau madu untuk menambah kekentalan dan dayarekat pikmen warna ke permukaan.
Biasanya cat air digunakan dengan kuas lancip yang lembut bulunya dan air yang berlebih, tetapi bisa pula dicampurkan dengan material lain. Biasanya akrilik atau collage. Cat air dengan campuran air berlebih menghasilkan warna yang terang dan segar. Warna ini dihasilkan oleh cahaya yang mampu menembus lapisan cat yang transparan.
Warna putih biasanya dihasilkan dari bagian-bagian yang tidak diberi lapisan cat. Sangat jarang lukisan yang sengaja memberikan lapisan putih dari cat air.
Menggunakan cat warna butuh kesabaran yang tinggi. Teknik yang umum digunakan biasanya dihasilkan dari lapisan-lapisan yang saling ditimpakan setelah lapisan sebelumnya telah kering sehingga menghasilkan gradasi warna. Namun teknik lain wet-on-wet yang menimpakan warna di atas lapisan yang masih basah juga membutuhkan ketelitian tinggi untuk mendapatkan hasil maksimal. Resiko lainnya adalah kertas menjadi melengkung atau robek jika terlalu banyak menggunakan air dan terlalu banyak gesekan kuas dengan permukaan kertas.
Walaupun melukis dengan menggunakan cat air adalah basic dari belajar melukis secara umu, tetapi belajar melukis cat air sering kali dilewatkan karena dianggap mempunyai tingkat kesulitan yang tinggi dibandingkan melukis dengan bahan lainnya. Mungkin saja melukis menggunakan cat air tidah banyak menjadi pilihan para pelukis, hal tersebut dikarenakan berbagai faktor, antara lain: lukisan cat air tidak seawet lukisan cat minyat yang mampu bertahan selama ratusan tahun, hal tersebut dikarenakan bahan yang digunakan untuk melukis cat air menggunakan media kertas yang tentu saja ketahanan terhadap cuaca sekitar akan sangat rentan terhadap kerusakan. Hal lain yang menjadikan lukisan cat air kurang menjadi pilihan karena tingkat kesulitan dalam teknik cat air, keterbatasan media yang digunakan, serta sagat rentan dengan faktor cuaca ruangan.
Apabila dikatakan mudah, sebenarnya melukis dengan menggunakan cat air cukup sulit karena pelukis harus memahami kualitas kertas atau media yang digunakan, cat yang digunakan, kekentalan serta keenceran cat, jumlah air yang dibutuhkan saat menorehkan car kemedia, komposisi warna yang akan sangat berpengaruh terhadap hasil akhir, pencampuran warna agar menciptakan suatu gradasi yang diharapkan, basah serta keringnya cat yang akan dicampurkan diatas media serta pengolahan emosi pelukis saat menorehkan warna yang dipilihnya keatas media. dari beberapa diskusi dengan beberapa seniman cat air dan orang yang sedang belajar melukis dengan cat air, saya menadapatkan beberapa pendapat yang kurang lebih hampir sama, yaitu melukis dengan cat air, kadang hasil yang kita inginkan tidak sesuai dengan hasil, baik dari warna maupun gradasi warna. Banyak faktor yang mempengaruhi suatu hasil dari melukis menggunakan cat air, hal tersebut seperti yang sudah saya jelaskan diatas.
Tetapi, melukis menggunakan cat airpun mempunyai beberapa kelebihan yang tidak dimiliki saat melukis dengan teknik lainnya. teknik melukis dengan cat air memberikan warna-warna yang ekspresif dalam suatu karya lukis. Nilai ekspresif itulah yang sering kali akan mengejutkan karena dipengaruhi juga dengan media yang digunakan oleh pelukis. Ketepatan dalam memilih bahan, media serta objek lukisan menjadikan melukis dengan teknik cat air lebh menghasilkan warna yang beragam serta memberikan berbagai macam kejutan-kejutan dalam setiap segmen cerita yang diuangkapkan. Melukis menggunakan cat air itu 50:50, hal tersebut dikarenakan seperti kita bermain dadu, dalam satu sisi hasil yang kita dapatkan karena kemampuan teknik serta kemampuan kita dalam menguasai media, alat maupun bahan tetapi disis lain hal tersebut dikarenakan faktor-faktor aliran air, kebasahan kuas, serta faktor cuaca dan yang pasti kejelian pelukis dalam mengenal karyanya saat penciptaan. Berbagai teknik bisa menjadi pilihan dalam melukis menggunakan cat air, mulai dari teknik halus, bloboran, serta berbagai teknik lainnya, juga berbagai aliran karya senipun bisa tecipta, mulai dari realist, naturalis, ekspresif, abstrak, kubisme, impresionis serta berbagai aliran seni lainnya.
Belum banyak seniman yang berkarya menggunakan cat air. Dari sekian banyak pelukis di Indonesia, lukisan cat air adalah lukisan yang belum dilirik, karena lukisan cat minyak masih menjadi primadona dikancah seni lukis Indonesia maupun dunia. Tetapi tidak ada salahnya saat belum banyak pelukis ataupun penggiat seni memilih cat air sebagai media ekspresi dan kita para pelaku seni atau yang sedang belajar seni lukis menjadikan cat air sebagai media pilihan dalam berkarya seni. Bukankah berbeda serta memberikan rasa yang berbeda dalam suatu karya seni bisa mamberikan hal yang baru serta segar dalam kancah seni rupa? Bukan tanpa alasan hal tersebut coba dilakukan. Seni lukis cat air saat ini masih didominasi oleh seniman luar negeri semisal Amerika serta Eropa, sementara seniman di Indonesia masih belu banyak menyentuh seni lukis cat air sebagai pilihan. Menjadi pendobrak suatu kemapanan kesenian bisa juga sebagai alasan atau alternatif dalam berkarya seni. Perkembangan seni lukis di luar negri sudah sejajar dengan seni lukis cat minyak, hal tersebut karena masyarakat luar negri sudah memahami bagaimana suatu proses karya seni itu tercipta, bukan hasil akhir karya seni. Tentu tidak mudah melakukan hal tesebut di Indonesia, tapi tidak mudah bukan berarti tidak mungkin. Kualitas seniman cat air di Indonesia saat inipun mulai meningkat, berbagai event pameran dilakukan dalam skala kecil untuk mulai meperkenalkan melukis cat air ke publik agar menjadi pilihan dalam apresiasi karya seni, bukan lagi menjadi alternatif pilihan selain cat minyak, sebab dalam perkembangannyapun, melukis cat air bisa diaplikasikan pada media selain kertas, semisal kanvas, papan kayu, triplek, kaca, keramik, batu serta berbagai media alternatif lainnya. Pemanfaatan berbagai macam media tersebut bisa menjadi suatu pengalaman yang akan menarik untuk dilakukan agar cat air tidak hanya berhenti pada kertas saja tetapi bisa merambah pada ranah media lainnya. Penguasaan teknik tentunya menjadi hal mutlak yang harus dimiliki dari seorang pelukis cat air. Penguasaan bahan serta alat memberikan sumbangsih terhadap hasil yang diciptakan.
Jadi, menurut anda, apakah yang menjadikan seni lukis cat air menjadi pilihan dalam karya seni lukis dengan segala kesulitan, kerumitan serta kindahan dan pesona warnanya yang aktraktif dalam balutan tetesan air yang mengalir diatas kertas ataupun media alternatif lainnya?
saya hanya berbagi opini, anda yang menilainya, anda yang menikmatinya serta andalah yang menjadikan cat air sebagai suatu karya sensasional dalam kancah seni rupa dunia...semua dimulai darimu untuk seni rupa dunia...
salam ART!
ike>